Selasa, 24 November 2009

struktur ekonomi indonesia

STRUKTUR EKONOMI INDONESIA


Struktur ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat berdasarkan empat macam tinjauan yaitu:
1. tinjauan makro-sektoral
2. tinjauan keruangan
3. tinjauan penyelengaraan kenegaraan
4. tinjauan birokrasi pengambilan keputusan

Dua tinjauan yang disebut pertama merupakan tinjauan murni sedangkan dua tinjauan yang lain termasuk pada tinjauan politik.

1. Tinjauan makro-sektoral
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat berstuktur agraris dan industri, tergantung pada sektor produksi apa yang yang menjadi tulang punggung perekonomian tersebut. Adapun yang termasuk dalam tinjauan makro-sektoral adalah agraris, dan industri
a). agraris adalah bila sector pertanian yang lebih berperan dalam pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja
b). industri adalah bila sector industri yang lebih berperan dalam pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja

Bila dilihat secara makro-sektoral perekonomian di Indonesia hingga tahun 1990 masih bersifat agraris kini mulai berstuktur industri. Hal ini disebabkan karena sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB yang pada tahun 1969 masih 46,9% menjadi hanya tinggal 17,6% pada tahun 1993. dilain pihak peranan sektor industri meningkat dari 8,3% menjadi 21,1% pada waktu yang sama. Serta kenaikan pada sektor-sektor lainnya sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan peran.namun hal penting yang harus kita catat bahwasanya penurunan sektor pertanian tadi bukanlah cerminan kemunduran absolut sektor itu karena sector pertanian tersebut hanya menurun secara relatif.

Keindustrian struktur ekonomi di Indonesia sesungguhnya masih belum sejati, masih sangat dini ke industriannya baru berdasarkan pada kotribusi sektoral dalam membentuk PDB atau pendapatan nasional. Karena keindustrian di Indonesia masih belum didukung oleh kontribusi sektoral dalam menyerap tenaga kerja atau angkatan kerja. Apabila kontribusi sektoral dalam menyumbang pendapatan dan dalam menyerap tenaga kerja ini dihadapkan pada perbandingan, maka struktur ekonomi di Indonesia secara makro-sektoral ternyata masih bersifat dualistis. Mengapa? karena dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian sampai saat ini masih menjadi sektor utama kehidupan rakyat.

Bila dilihat menurut tabel diatas sampai pada tahun 1992, sebagian besar rakyat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sementara sektor industri hanya menyerap 10,52% tenaga kerja.
Jadi ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber mata pencaharian rakyat Indonesia masih pertanian yang berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan yang berarti strukturnya sudah industrial.
Kesimpulannya bahwasanya bila ditinjau secara makro-sektoral perekonomian di Indonesia baru bergeser dari struktur yang agraris menuju ke struktur yang industrial.




2. Tinjauan keruangan
Struktur perekonomian di Indonesia dapat juga ditinjau dari segi keruangan (spasial), dalam hal ini tinjauan secara keruangan (spasial) dapat di bedakan menjadi dua tinjauan yaitu berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan/moderen. Hal ini bergantung pada apakah wilayah pedesaan dengan tekhnologinya yang tradisional yang mewarnai perekonomian tersebut, ataukah wilayah perkotaan yang sudah relatif moderen yang mewarnainya.
a). kedesaan adalah bila tradisionalisasi dan pertumbuhan ekonomi di desa lebih berkembang dan mewarnai perekonomian
b). perkotaan adalah bila kemajuan dan pertumbuhan ekonomi lebih berkembang di daerah pekotaan
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral ini senada dengan pergeserannya secara spasial. Bila dilihat secara spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur pedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/moderen. Hal ini bukan saja dapat dilihat akan tetapi juga dapat kita rasakan sehari-hari. Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih pesat daripada di desa.
Porsi penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan semata-mata karena urbanisasi, akan tetapi juga karena mekar dan berkembangnya kota-kota. Kehidupan sehari-hari yang semakin moderen tercermin tidak hanya dari perilaku konsumsi masyarakat, tetapi juga dari tekhnologi produksi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan. Dari yang semula masih dikerjakan secara manual oleh manusia tetapi sekarang sudah banyak perusahaan yang menggunakan tenaga masin.

4. Tinjauan penyelenggaraan kekuasaan
bila ditinjau dari penyelenggaraan kekuasaa (politik) akan terdapat beberapa struktur perekonomian diantaranya etatis, egaliter, atau borjuis;
a). etetis adalah struktur perekonomian dimana pemerintah yang berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian
b). egaliter adalah struktur perekonomian dimana rakyatlah yang berperan lebih banyak dalam suatu perekonomian
c). borjuis adalah struktur perekonomian dimana kalangan pemodal dan usahawan yang berperan lebih banyak dalam suatu perekonomian

Struktur ini bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekononomian yang bersangkutan, apakah pemerintah/negara, ataukah rakyat kebanyakan, akaukah kalangan pemodal dan usahawan (kapitalis).
Bila dilhat secara politik, sejak awal orde baru hingga pertengahan dasawarsa 1980-an perekonomian Indonesia berstruktur etatis. Pemerintah atau Negara, dengan BUMN-BUMN dan BUMD-BUMD sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah merupakan pelaku utama dari perekonomian di Indonesia.
Baru mulai pada pertengahan dasawarsa kemarin peran pemerintah dalam perekonomian mulai berangsur-angsur berkurang, sesudah pemerintah melalui GBHN 1983 / pelita IV,pemerintah mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional, yang mengarah pada system perekonomian yang berstruktur borjuis, belum mengarah pada struktur perekonomian yang bersifat egaliter karena baru hanya kalangan pemodal dan usahawan saja yang mampu menanggapi undangan pemerintah tersebut.

3. Tinjauan birokrasi dalam pengambilan keputusan
Bila didasarkan pada tinjauan birokrasi pengambilan keputusan dapat dibedakan antara struktur ekonomi sentralistis dan yang berstruktur desentralistik
a). sentralistis adalah bila pengambilan keputusan lebih banyak di tetapkan oleh pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah
b). desentrlistis adalah pengambilan keputusan bukan hanya pemerintah saja yang menetapkan tetapi masyarakat mulai ambil bagian dalam hal ini

Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, bahwa struktur perekonomian di Indonesia semula bersifat sentralistis yaitu dimulai selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama, karena pengambilan keputusan lebih banyak ditetapkan oleh pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintahan. Pemerintah daerah apalagi rakyat dan mereka yang tidak mempunyai akses ke pemeritahan lebih cenderung menjadi pelaksana atau sekedar menjadi pendengar,
Struktur perekonomian yang sentralistis ini terpelihara rapi.ini semua disebabkan karena budaya atau kultur masyarakat di Indonesia bersifat paternalistis.
Tapi saat ini perekonomian di Indonesia mulai bersifat desentralistis, sebagai contoh saat ini presiden sudah di pilih oleh rakyat yang berarti bahwasanya struktur perekonomian berubah dari yang semula bersifat sentralistis menjadi desentralistis.

Senin, 09 November 2009

KERJA KERAS ADALAH ENERGI KITA


Kerja keras adalah energi kita merupakan sebentuk semangat yang melandasi semua rencana, tindakan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan negara ini dalam kerangka ikut andil untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia secara adil dan merata.

Dengan VISI berusaha menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia sehingga produk minyak dan gas dari Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain dan menjalankan satu MISI yaitu usaha di sektor minyak, gas dan bahan bakar nabati secara terintegrasi serta berbasis prinsip komersial yang kuat maka mau tidak mau PT. Pertamina (Persero) harus kerja keras untuk mewujudkannya.

PT. Pertamina (Persero) sangat berperan penting dalam mensukseskan kebijakan pemerintah tersebut.Konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg.Sebagai orang awam, saya menilai kebijakan pemerintah tentang konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg adalah tepat karena penarikan secara bertahap minyak tanah dari pasar akan mampu menghemat keuangan negara sampai dengan hampir 20 trilyun sejak Mei 2007 hingga 2009. Seperti kita tahu, bahwa negara masih mensubsidi harga minyak tanah sehingga jika minyak tanah ditarik secara bertahap dan digantikan degan elpiji 3 kg yang lebih hemat, bersih dan ramah lingkungan maka bukan saja pemarintah dan PT. Pertamina (Persero) yang untung tapi juga masyarakat luas akan juga diuntungkan karena memang harga elpiji 3 kg lebih murah dibandingkan minyak tanah.

Kerja keras adalah energi kita didalam mengarungi hidup ini.kata ini dapat memotivasi kita didalam mengerjakan suatu pekerjaan. Bahwasanya kita harus bisa dan bekerja keras agar apa yang kita inginkan dapat terwujud.

Di era globalisasi ini kita perlu memperdalam kerja keras dan kadar agama dalam kehidupan sehari-hari. Di era ini selain kita butuh suatu pendidikan yang tinggi kita juga memerlukan kerja keras dan agama, karena tanpa adanya kerja keras maka pendidikan yang kita miliki akan kurang berfungsi secara optimal dan seolah-olah pendidikan itu tak ada gunanya. karena dijaman seperti ini kita tanpa kerja keras dan suatu keuletan yang tinggi akan kurang bersaing dalam memperoleh ataupun mencapai tujuan yang kita inginkan.

Dengan kerja keras kita akan merubah suatu anggapan yang semula mustahil sehingga menjadi terjadi atau tidak mustahil. Karena dengan kerja keras dan keuletan akan membuat kita pantang menyerah dalam kehidupan dan menyelesaikan masalah yang di hadapi

Selain perlunya kerja keras dalam menunjang pendidikan untuk memperoleh suatu hasil yang memuaskan kita juga perlu agama. dalam hal ini agama akan menjadi suatu kontrol dari semua tindakan dan perilaku kita dalam menjalani sebuah kehidupan, karena tanpa adanya sebuah agama akan membuat kita semaunya di dalam bertindak dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai semua tujuan yang kita inginkan. Maka dari itu kita harus mempertebal kadar keimanan kita agar kita tidak sampai terjerumus ke dalam lembah kenistaan.

Agama memang sangat diperlukan di era globalisasi ini dimana tekhnologi yang semakin maju akan merubah tingkat laku manusia. Apabila kemajuan tekhnolgi ini tidak dibarengi atau di imbangi dengan kadar agama dan kadar kepatuhan kita pada Tuhan akan menciptakan manusia yang tidak berakhlak dan bermoral jelek. Seperti contohnya di jaman sekarang ini makin menjamurnya video porno yang di buat bahkan oleh anak yang masih berada di bangku sekolah.

Itulah salah satu potret kehidupan masyarakat dewasa ini yang banyak menunjukkan rusaknya akhlak dan moral bangsa ini yang di akibatkan oleh penyalahgunaan tekhnologi dan yang menjadi faktor utama adalah kurangnya kadar keimanan kita.

Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwasanya kerja keras dan agama itu sangat penting dalam kehidupan kita di era globalisasi. Mari kita tumbuhkan semangat juang tinggi dan bekalilah diri kita dengan agama agar hidup kita sukses baik di dunia maupun di akhirat.


TERUSLAH BERJUANG DAN KERJA KERAS MENGGAPAI CITA-CITAMU SERTA BEKALILAH DIRIMU DENGAN AGAMA DAN KEIMANAN YANG KUAT GUNA MENJADI MANUSIA YANG SUKSES DAN BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

Sabtu, 07 November 2009

my album

daftar musik terbaru

kerusakan mental manusia saat ini